Gadis
kecil yang menunggu hujan
Adik kecil yang manis….
Kenapakah kau duduk termangu dengan tak
jemu?
Dibawah rintiknya hujan di hari minggu
Basah kuyup bajumu meski payung di tanganmu
Kenapa pula kau telanjang tanpa alas kaki?
Sedang jalan berbatu begitu tajam seperti
duri
tengoklah kawanmu sudah berlarian mencari
pelanggan
Mengumpulkan recehan dari memayungi hujan
Adik kecil yang manis….
Mau kah engkau antarkan kakak ke seberang
sana?
Memayungi kakak tapi juga memayungi adik
dari hujan
Tapi bagaimana engkau akan memayungiku?
sedang payungmu lebih besar darimu tubuhmu
Jika engkau mau biar kakak saja yang
memegang payungya
Kupegang tanganmu kenapakah dingin
sekali,seperti hujan sore ini
Kupandang matamu sejenak Nampak bukan
mripat kanak – kanak
Ooh adik kecil yang manis…
Maukah engkau berbicara kepadaku?
Agar aku tahu kenapa mripatmu tak lagi
kanak – kanak
Dan tanganmu yang begitu dingin seperti
hujan
Ooh adik kecil yang manis
Rupanya kau tak mengerti apa itu ibu
Jadi ibumu meninggalkanmu sebelum kau bisa
berbicara?
Ah malangnya nasibmu di jual keadaan
Menunggu hujan mencari recehan
Dan saat hujan reda, kemankah engkau pergi
adik kecil yang manis?
Gramedia Purwokerto, 1 februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar