Selasa, 03 Februari 2015

Gadis kecil yang menunggu hujan



Gadis kecil yang menunggu hujan
Adik kecil yang manis….
Kenapakah kau duduk termangu dengan tak jemu?
Dibawah rintiknya hujan di hari minggu
Basah kuyup bajumu meski payung di tanganmu
Kenapa pula kau telanjang tanpa alas kaki?
Sedang jalan berbatu begitu tajam seperti duri
tengoklah kawanmu sudah berlarian mencari pelanggan
Mengumpulkan recehan dari memayungi hujan

Adik kecil yang manis….
Mau kah engkau antarkan kakak ke seberang sana?
Memayungi kakak tapi juga memayungi adik dari hujan
Tapi bagaimana engkau akan memayungiku?
sedang payungmu lebih besar darimu tubuhmu
Jika engkau mau biar kakak saja yang memegang payungya
Kupegang tanganmu kenapakah dingin sekali,seperti hujan sore ini
Kupandang matamu sejenak Nampak bukan mripat kanak – kanak

Ooh adik kecil yang manis…
Maukah engkau berbicara kepadaku?
Agar aku tahu kenapa mripatmu tak lagi kanak – kanak
Dan tanganmu yang begitu dingin seperti hujan
Ooh adik kecil yang manis
Rupanya  kau tak mengerti apa itu ibu
Jadi ibumu meninggalkanmu sebelum kau bisa berbicara?
Ah malangnya nasibmu di jual keadaan
Menunggu hujan mencari recehan
Dan saat hujan reda, kemankah engkau pergi adik kecil yang manis?
Gramedia Purwokerto, 1 februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar